
Tapi hari-hari yang berlalu buat saya makin faham
kenapa semuanya berlaku.
Andai dia tak rasa bahagia dengan kita, andai kita tak mampu tuk bahagiakan dia, kenapa kita terus tuk siksa perasaan dia ? Kenapa kita terus biarkan kebahagiaan dia terkubur mati?
Andai dia tak rasa bahagia dengan kita, andai kita tak mampu tuk bahagiakan dia, kenapa kita terus tuk siksa perasaan dia ? Kenapa kita terus biarkan kebahagiaan dia terkubur mati?
Tapi, tak semua orang kuat untuk terima semua itu.
Tak semua orang mampu ikhlaskan hati.
Kita cakap “Bila dia bahagia, kita akan rasa bahagia juga. Sebab kebahagiaan dia salah satu kebahagiaan kita.”
Kita cakap “Bila dia bahagia, kita akan rasa bahagia juga. Sebab kebahagiaan dia salah satu kebahagiaan kita.”
Kalau ikhlas, kenapa masih menangis?
Kalau betul untuk biarkan dia cari kebahagiaan dia sendiri, kenapa masih jejaki dia? Kenapa masih tak berhenti fikirkan dia? Hanya kerana satu sebab.
Kalau betul untuk biarkan dia cari kebahagiaan dia sendiri, kenapa masih jejaki dia? Kenapa masih tak berhenti fikirkan dia? Hanya kerana satu sebab.
Hanya kerana kita masih belum ikhlas, belum redha.
“Redha bukan berarti tiada tangisan tetapi adalah penerimaan tanpa
persoalan terhadap apa yang telah ditentukan oleh Allah.”
“Apabila kita redha atas
sesuatu yang mengecewakan hati kita, maka percayalah Allah akan menggatikan
kekecewaan itu dengan sesuatu yang tak dijsangka.”
Jadi, kenapa takut untuk lepaskan segalanya.
Kenapa takut untuk ikhlaskan perpisahan itu?
Kenapa takut untuk redha menerima segalanya yang berlaku.
Ingat pada janji Allah.
Memang susah untuk lepaskan seseorang itu pergi. Apa lagi sudah bersama untuk sekian lama. Berbulan_bulan bahkan Bertahun-tahun.
Memang susah untuk lepaskan seseorang itu pergi. Apa lagi sudah bersama untuk sekian lama. Berbulan_bulan bahkan Bertahun-tahun.
Seseorang yang pernah berjanji tak akan pergi
walaupun apa sekalipun yang berlaku.
Seseorang yang selalu jadi peneman untuk setiap perkara yang kita lakukan. Seseorang yang selalu dengar cerita bodoh kita saat semua orang tak pedulikan kita.
Seseorang yang selalu jadi peneman untuk setiap perkara yang kita lakukan. Seseorang yang selalu dengar cerita bodoh kita saat semua orang tak pedulikan kita.
Memang susah. Susah untuk
lupakan segalanya.
Lebih susah Lagi bila kita mulai memikirkan kita
akan bersendiri. Bersendiri dalam semua perkara yang selama ini kita lakukan
bersama dia.
“Terluka.”
Mana mungkin untuk melupakan segalanya dalam satu hari.
Tapi sampai bila?
Mana mungkin untuk melupakan segalanya dalam satu hari.
Tapi sampai bila?
Sampai bila kita untuk terus hidup bersama kenangan yang sudah berlalu.
Sampai bila kita berharap dia akan kembali macam dulu. Sampai bila kita terus menoleh ke belakang? Mencari jejak yang telah hilang.
Sampai bila kita berharap dia akan kembali macam dulu. Sampai bila kita terus menoleh ke belakang? Mencari jejak yang telah hilang.
Jika terus hidup bersama kenangan, memang mustahil
untuk kita lupakan dia.
Move on.
Ubah cara hidup kita.
Ubah cara hidup kita.
Kalau selama ni kita menjauh dari Allah, apa
salahnya kita ambil peluang ini untuk dekatkan diri dengan Allah.
Luahkan segalanya sebab Allah mendengar.
Menangislah di setiap sujud kita.
Sampaikan segala isi hati kita yang tak mampu kita
luahkan pada orang lain. Allah tak pernah tinggalkan kita.
“hanya Allah yang mampu
mendengarkan dan mengerti isi hati kita”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar